Menampilkan 6 dari 6 post
Akhirnya Shimano GRX 12 speed hadir versi wirelessnya, namun hadir hanya untuk varian 2x, apa saja yang bisa kita dapatkan, mari kita bahas lebih lengkap. Yang Didapatkan di Shimano GRX RX825 Di2 Mari kita buka dengan apa saja yang bisa kita dapatkan di varian baru Shimano GRX Di2 12 Speed ini. Credit by instagram @shimanogravel Yang pertama ada brake shofter hoodnya, desain mirip dengan seri 11 speed di2nya, tapi ada beberapa detailing yang berbeda disini. Sudut-sudut bagian depan lebih kaku, dan diameter hood yang lebih sempit sehingga lebih nyaman di pegang untuk tangan kecil. Credit by instagram @shimanogravel New FD, secara speks, kita masih bisa menggunakan FD 11 speed yang sudah di2 juga, hanya saja ada beberapa pengembangan di seri 12 speed ini. Credit by instagram @shimanogravel Hadir untuk opsi 2x, yang artinya FD untuk GRX 12 speed di2 ini tidak akan support dengan baik untuk cassete atau sprocket yang besar, menurut spesifikasi rekomendasi maksimum cassete ada 36t. Dibandingkan seri 1x di 12speed mechanical bisa sampai 52t dan bisa di pakai dengan lancar, sayang sekali opsi di2 ini belum hadir untuk opsi 1x. Bagaimana dengan part lainnya? Kita masih bisa menggunakan part yang sama dengan GRX 12 speed mechanical, mulai dari calipers, cassete, hingga cranksetnya, bahkan bisa di kombine dengan opsi dari Shimano MTB. Harga di Marketplace Indonesia Sayang sekali hingga postingan ini dibuat, kami belum menemukan produk ini terjual di Tokopedia, yang mana biasanya tidak menemukan juga di marketplace lain. Hingga akhirnya kamu menemukan GRX 2x12 Speed Di2 terbaru ini di ciclimattio.com. Satu set grou pset Shimano GRX Di2 RX825 2x12speed, hadir dengan harga Rp 34.123.765 , mirip-mirip dengan harga Shimano Ultegra 12 Speed Di2 seri yang sama di tahun 2024, ref https://ciclimattio.com/en/c/search?q=RX825&page=1 . References: https://bike.shimano.com/en-EU/product/component/grx-12-speed.html
Rack Cargo dari Tailfin ini adalah solusi untuk membuat setup backpacking kamu tetap ringan tapi dengan material yang kuat, karena terbut dari carbon. Kami Pertama Melihat Cargo ini dari Video Safa Brian "Tour to the Tour" Safa Brian membuat beberapa episode epic ketika Tour de France 2023, yakni Tour to The Tour, bikepacking untuk melihat stage-stage di Tour de France 2023m dam bike cargo yang digunakan adalah Tailfin ini, video lengkapnya bisa cek di TdF 2023 stage 1 recon of the final kilometres + Taylor's bike check [TtTT #2] (youtube.com) . Tailfin Road/Touring Yang menjadi fokus pembahasan di postingan ini adalah carian Road/Touring dari Tailfin, untuk Rack, hingga Bag dan Panier. Untuk rack road touring sendiri, Tailfing memiliki 2 macam yakni varian carbon dan alloy dengan desain yang sama persis, perbedaannya tentu di harganya, untuk carbon 1.6x lipat lebih mahal dari alloy. Talfin memberikan opsi menarik di websitenya untuk pembelian, selain memilih bahan racknya, ada beberapa opsi lain, seperti mounting untuk di ta quick release atau di frame, ingin sekalian dengan rack panier dan tas-tasnya atau tidak. Harga akan otomatis menyesuaikan dengan opsi yang digunakan. Selengkapnya bisa cek di Carbon Rack - Tailfin Cycling Carbon Rack With and Without Pannier Mount Hal ini penting karena dengan tambahan baut untuk pannier ini maka akan membuat desain dari rack berubah, bisa cek di gambar atas. Baut untuk panier memberikan ekstra part di rack, berbeda dengan tanpa rack yang benar-benar mulus. Spesifikasi Carbon Rack Carbon rack - with pannier mounts : Berat: 395g fast-release mounting 335g direct mount Dimensi top bag: Lebar: 160mm (rear) / 128mm (front) Panjang: 430mm Maximum Load 27kg Maximum Top Load 9kg Maxium Side load , 9kg / each side Carbon without rack - with pannier mounts : Berat: 317g fast-release mounting 257g direct mount Dimensi top bag: Lebar: 160mm (rear) / 128mm (front) Panjang: 430mm Maximum Load 27kg Maximum Top Load 9kg Maxium Side load , 9kg / each side
Produk terbaru dari Favero, power meter pedal untuk MTB, Gravel, CX, dengan nama Favero Assioma MX, menggunakan sistem pedal SPD Shimano yang sudah terkenal handal bertahun-tahun. Spesifikasi Berat sepasang 191.4g SPD system compatibility Adavanced Metric Auto calibration Bluetooth ANT+ Connectivity Fitur Lengkap yang Sama Dengan Favero Assioma Sebelumnya Produk Assioma yang sudah dilirilis sebelumnya, seperti Assioma Duo, Uno, Duo Shi, dll, memiliki fitur yang sangat lengkap sebagai power meter, mulai tahu power yang digunakan oleh cyclist, persentasi effor dari masing-masing pedal, tahu titik mana dari pedaling yang paling banyak mengeluarkan power, dan masih banyak lagi. Fitur-fitur tesebut, tentu juga hadir di Assioma Pro MX, hanya saja pedal ini tersedia untuk off road cycling. Lokasi Led Indicator yang berbeda dengan Assioma Road Jika kamu telah memiliki adapter charger dari Assioma Road, tentu masih bisa digunakan untuk charging power meter, hanya ada perbedaan di bentuk socketnya yang sesuai dengan gambar diatas. Led indicator yang memberikan info power meter sedang on, atau sedang di charge memiliki posisi yang berbeda, yakni berada di ujung spinder sisi dalam, sehingga power meter ini lebih berkesan clean dan mirip dengan pedal spd biasa. Varian Assioma PRO MX Ada 2 varian power meter yang di rilis Favero untuk Assioma Pro MX, yakni Assioma Pro MX-2 untuk dual side pedal power meter dengan harga Euro 613.93 atau Rp 10.386.632,83, dan Assioma Pro MX-1 untuk single side pedal power meter dengan harga Euro 368,00 atau Rp 6.225.922,96. Tentu yang dual side lebih mahal dari yang single side, disamping itu selisih harga yang diberikan juga tidak sampai 50%, tapi diatasnya. Favero juga menjual opsi Assioma Pro MX-UP, opsi ini bisa untuk mengunbak Assioma PRO MX-1 yang single side menjadi Assioma PRO MX-2 yang dual side dengan harga Euro 352,38 atau Rp 5.962.265,24. Info Lebih Lengkap: ASSIOMA PRO MX | favero-cycling
dfdShimano SM-SH41 Adalah adapter untuk memasang spd cleat atau mtb cleat lain dengan 2 bolts di sepatu road yang memiliki 3 road. Berikut adalah impresi kami dari MauGowes. Isi Di dalam Paket Kami mendapatkan produk ini dengan harga Rp 200.000,- di Januari 2024 dengan isian paket adalah sebagai berikut. Pertama ada sebuah mounting dari metal untuk di pasang di 3 boltsnya. Next ada adapter dari bahan plastik keras, mirip cleat road, yang disinilah cleat 2 bolts akan berlabuh dan ada extra rubber agar sepatu road bisa digunakan untuk berjalan, mirip dengan yang kami temukan di sepatu MTB/Gravel. Dan ada beberapa baut, dengan total 10 baut. Dengan 3 baut diameter payung lebih besar di masing-masing sisi, untuk di pasang dengan adapter segitiga dari metal. Berat total dari hasil timbangan kami adalah 110 per pasang, tentu lebih berat setelah dipasang spd cleat. Instalasi Shimano SM-SH41 Sebelum mulai instalasi ada hal yang perlu di perhatikan. Yaitu jenis dari 3 bolts di sepatu road, apakah yang fixed atau bisa di geser-geser. Diatas ada sample 3 bolts yang bisa di geser atas bawah, dan sebelahnya 3 bolts yang fixed. Kelebihan adapter ini, tidak akan bisa adjust naik turun jika 3 boltsnya fixed, hal itu tidak ditemukan di 3 bolts yang bisa di adjust naik turun. Namun untuk spd cleatnya masih bisa di adjust kanan kiri dan kemiringannya. Apakah Walkable Salah satu fitur unggulan dari adapter ini adalah kemampuan untuk berjalan, karena ada extra sol dan cleat yang sejajar dengan cleat spd. Ketinggiannya sendiri sedikit lebih tinggi dari cleat Look KEO Grip, yang mana Look KEO Grip sendiri sedikit lebih tinggi dari SPD SL. Suara yang di hasilkan lebih senyap daripada cleat spd sl dan lebih senyap dan kesat, thank dari rubber. Kamu pun mencoba gowes 100km dan ada di jalan kena hujan sehingga sepatu basah. Feel yang kami rasakan ketika basah, saat itu di toilet licinnya mirip dengan spd-sl. Feel Mirip Dengan Cleat Road, Testing di Road Untuk testing kami gowes di rute road flat, ascending dan descending. Sepatu dengan Shimano RC502. Tanpa ada adjustmet ulang seatpost, pasang adapter fiting kemiringan dan gowes hingga 100km. Feel yang kami rasakan mirip dengan cleat road, tekanan merata, dan perbedaan ketinggian tidak berasa ketika gowes. Kami Tidak melakukan testing untuk rute tanah, karena dari jenis sepatunya tidak cocok, dengan cleat carbon flat bisa menimbulkan lecet dan licin. So adapter ini masih aman ketika taget kamu untuk gowes di road, dengan sepatu road yang tidak support 2 bolts cleat, dan ingin menggunakan pedal mtb/gravel.
Darimo sebagai salah satu penyedia part sepeda spesialis ultra ligweight parts, memiliki produk dengan nama Darimo T1 Loop Seatpost, sebuah carbon seatpost super ringan, dan agar makin ringan saddle rail seatclampnya sampai dibuat dari tali. Darimo T1 Loop Seatpost Darimo sendiri membuat 2 macam seatpost T1 Loop ini hingga saat postingan ini dibuat, yakni Darimo T1 Loop Seatpost Aero dan Round. Darimo T1 Loop Seatpost Round Menggunakan desain seatpost yang sering kita temua di sepeda, dengan opsi diameter: 34.9mm, 31.6 mm, 31.8 (Brompton), 30.9mm, 27.2 mm and 25.4mm. Beratnya hanya 90gram untuk 31.6mm diameter and 400mm lenght. Material Seatpost menggunakan material sebagai berikut: Seatpsot: Unidirectional and bidirectional carbon fiber fabrics. Shaft and barrels: Anodized 7075 T6 Alu. Bolts: Ti Gr5 M5. Cradle:Unidirectional and bidirectional carbon fiber fabrics Subjections: 100% Dyneema® Loops Untuk harga yang bisa didapatkan adalah sekitar 299 € up to 420mm, jika di rupiahkan sekitar Rp. 5,032,984, cukup murah untuk seatpost ringan. Berikut perbandingan berat dan opsi diamater yang digunakan : Darimo T1 Loop Seatpost Aero/Not Round Beberapa frame sepeda memiliki desain seapost yang unik, dan bahkan hanya disediakan untuk frame itu saja. Untungnya Darimo menyediakan seatpost khusus frame tersebut di category Darimo T1 Loop Seatpost Aero. Berat dari seatpost ini sekitar 95 grams untuk 350mm panjang seatpost. Material yang digunakan : Post: Unidirectional and bidirectional carbon fiber fabrics. Shaft and barrels: Anodized 7075 T6 Alu. Bolts: Ti Gr5 M5. Cradle:Unidirectional and bidirectional carbon fiber fabrics. Clamping system: 100% Dyneema® Loops in the straight seatposts Untuk harga yang bisa didapatkan adalah sekitar 319 € atau jika dirupiahkan Rp 5,369,639.29 . Untuk saat ini berikut list brand dan varian yang disedikan oleh Darimo aero version. Shapes yang tersedia: Specialized Tarmac SL7 Setback 15mm (369€) Specialized Allez Sprint 2022 Setback 15mm (369€) Specialized Tarmac up to SL6 Straight Cannondale Supersix EVO Straight (329€) Setback 15mm (359€) BMC Teammachine up to 2020 Straight BMC Teammachine 2021-2022 Straight (329€) Setback (359€) BMC Roadmachine Straight (319€) Setback 11.5mm (349€) BMC Roadmachine 2021-2022 Straight (319€) Setback (349€) BMC Two Stroke Straight (319€) Setback 11.5mm (349€) BMC Fourstroke (369€) Factor Ostro Straight (369€) Factor Ostro Setback (369€) Colnago C64-V3RS-V3-G3-X Straight (319€) Setback 13mm (349€) Pinarello F8-F10-F12 Straight (369€) Cervélo R5 Straight Cervélo Caledonia 5 Straight Canyon Aeroad Straight from 2015 to 2020 Giant Revolt Straight D-Fuse Giant TCX Straight D-Fuse Berria Belador Straight (319€) Setback 15 mm(349€) Next models for you, avilable soon!! Specialized Venge Specialized Allez Sprint Orbea OMX 3T Strada 3T Exploro Cervelo S models Scott Addict Bianchi Oltre Giant TCX Canyon Aeroad 2021 Lightweight Urgestalt Pinarello Dogma F Cara Pasang Clamp Loop Darimo Loop Darimo menyebut tali ini dengan nama Darimo Dyneema® loops. Ultralight dan strong untuk menjadi saddle rail clamp, di kombinasikan dengan Shaft and barrels: Anodized 7075 T6 Alu dan baut dari Titanium Ti Gr5 M5. Pastikan menyesuaikan torsi sesuai rekomendasi torsi yang ditentukan Darimo dengan menggunakan torque wrench. Jika Menemukan Produk Diatas 90gram, Bisa Complain ke Darimo Untuk garansi produk mereka, Darimo memberikan pernyataan berikut. "Are you heavier than 90 kg?, contact us. We’ll make a personalized seatpost, adding less than 15g in 400 mm length.". "Apakah berat Anda lebih dari 90 kg?, hubungi kami. Kami akan membuat tiang tempat duduk yang dipersonalisasi, menambahkan kurang dari 15g dalam panjang 400 mm." Untuk contact us bisa melalui link berikut http://darimo.eu/en/buyorder .
Mengecek dari situs resminya di Enfitnix.com , Enfitnix alias Enfitnix Technology adalah company yang fokus untuk membuat lighting untuk sepeda kebanyakan, dan beberapa produk lain berupa sensor untuk sepeda. Bicara untuk lampu sepeda, ada banyak varian yang dibuat oleh Enfitnix ini, dan salah satunya adalah Enfitnix X-Lite 200 sebuah lampu belakang minimalis, berbentuk tabung dengan body dari carbon dan dilengkapi brake sensor. Spesifikasi Lengkap Run Time:2-27hrs Battery Capacity: 400mAh Net Weight: 29.4g Gross Weight:100 Dimension:34.5mmx31mm Brightness:30lm Material:3K Carbon & Alu Connector:USB Type C Color:Black or Metal Water Proof:IPx6 Operation Mode:Auto/Manual Cerita seputar brake sensing yang menjadi salah satu fitur andalan dari lampu ini, cara kerjanya adakah ketika cyclist mengurangi speed, lampu akan menyala sangat terang untuk memberi tahukan ke pengendara belakang kita sedang ngerem. Mirip dengan lampu belakang di motor / mobil. Brake sensor seperti biasanya menggunakan sensor acelometer yang mirip ditemukan di smartphone, hanya saja beberapa lampu dengan brake sensor kadang sensornya terlalu sensitif, di miringkan dikit saja dianggap melakukan pengereman. Untuk itu Enfitnix XLite 200 menghardirkan 6 axis sensor motion sensotor, agar lampu lebih tepat ketika membaca ketika cyclist sedang dijalan melakukan pengereman. Sekilas info, lampu dengan brake sensor seperti sudah menjadi fitur wajib ketika penulis ingin cari lampu baru, berikut list lampu-lampu belakang sepeda yang pernah penulis beli, dan ternyata semuanya ada fitu brake sensor: cateye rapid x2 kinetic, rockbross (seri lupa), guee aero, enfitnix xlite 200 dan terakhir yang dipakai adalah Lezyne Strip Drive Alert. Jika dilihat sekilas pada bagian merah lampu ini di buat lebih cembung tidak flat segaris body, desain seperti ini membuat nyala lampu bisa dilihat dari samping, terutama ketika siang hari, kalo malam tentu aka memberi nilai plus juga. Kelengkapan Di dalam box, selain ada manual box, kabel charge type-c ada 2 macam mounting untuk lampu ini, bisa untuk di seatpost dan saddle rail bagian belakang. Kualitas penguncian dari mountingnya juga cakep menurut kami, berasa premium, feel dan caranya mirip ketika mengunci garmin edge ke mounting aslinya. Feel Pertama Ketika Memegang Ketika memegang lampu belakang ini, sangat berbeda sekali di banding lampu-lampu yang pernah saya beli sebelumnya. Ringan sekali untuk sebuah lampu sepeda dengan brake sensor, meski ringan body carbonnya membuat lampu ini keras, berbeda dengan lampu berbalut plastik atau karet yang ada sensasi empuk-empuknya meski cuman sedikit. Kemudian ada satu hal yang membuat saya kepikiran, jika di lihat di gambar atas ada ring silver sekeliling sisi yang menyala, ternyata saya bisa memutar-mutarnya, tapi ternyata bukan untuk membuka body lampu, hal tersebut membuat saya kepikiran apakah sama di unit lain. Karena takut ada celah untuk air masuk, akhirnya saya selotip aja biar tidak ada pergerakan. Mode Lampu Lampu ini memiliki mode manual dan auto untuk powernya. Mode manual adalah untuk menyalakan dan mematikan harus di lakukan sendiri dengan memencet tombol power yang ada di sisi tengah lampu. Mode auto, lampu akan otomatis mati ketika diam lama, dan otomatis nyala ketika ada pergerakan. Penulis pribadi suka yang mode manual, karena lebih bisa mengontrol kapan lampu akan nyala dan mati. Disamping 2 mode power diatas, ada beberapa variasi nyala dari lampu, mulai solid hingga beberapa variasi kedip-kedip. Variasi kedip-kedip yang ada momen ketika led mati akan memberikan batery life lebih panjang dari pada yang nyala solid. Pengalaman Ketika Dibawa Hujan-Hujanan Saya termasuk orang yang tetap bersepeda meski ada hujan, terutama jika hujannya terjadi ketika sedang di jalan. Hujan yang pertama adalah hujan sedang, yang biasanya membuat pengendara motor langsung menepi untuk memakai jas hujan atau sekedar berteduh. So far lampu ini bisa bertahan di kondisi tersebut. Kondisi hujan kedua, ketika saat itu hujan sangat deras, tidak ada angin tapi saking derasnya jarak pandang terbatas, di kondisi ini, saya hampir tidak melihat kendaraan roda 2, tapi beberapa terlihat mobil melintas. Ketika di jalan saya sedikit mengintip nyala lampu, dan masih merah, berarti lampu masih nyala. Namun saya baru sadar, ketika baru sampai rumah untuk mematikan lampu, hanya nyala setengah dan masih kedip-kedip seperti diatas. Saya ingat ini sinyal low baterry. Setekah di lap sampai bersih saya diamkan dulu sebelum di charge. Oke esoknya ketika sudah full charge, ada ternyata lampu masih belum bisa nyala full, dan tidak bisa saya ganti ke mode lain. Takut ada konslet saya diamkan seharian. Ternyata besoknya lagi, lampu sudah kembali normal, nah kejadian sebelumnya saya kurang paham apa yang terjadi. So Far So Good Hingga Saat Ini Hingga saat postingan ini dibuat lampu ini menjadi opsi pertama saya untuk gowes harian sebelum ngantor, biasanya untuk gowes weekday saya ambil rute yang tidak terlalu jauh 50km maksimal, agar tidak telat kantor. Hanya saja untuk rute weekend yang jauh-jauh saya pakai lampu lain yang lebih besar baterainya, dulu pakai CatEye X2 Kinetic, namun sekarang ganti Lezyne Strip Drive alert. Brake sensing, memberikan pengalaman bersepeda lebih nyaman, agar pengendara di belakang tahu kita sedang ngerem. 6 Axis motion dari Enfinix Xlite 200 ini membuat pembacaan rem lebih presisi. Body carbonnya lebih membuat tampilan lampu ini lebih premium dan beda sih, daripada lampu dengan desain mirip dengan harga jauh di bawahnya. Oh iya untuk mountingnya, saya suk yang mounting di seatpost, karena tidak ada ruang untuk saddle rail yg sudah terpasang topeak quickclik.
2 tahun yang lalu • yussan • 1.07K views